Memuliakan Ilmu #5: Serius Belajar - Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA

Memuliakan Ilmu #5: Serius Belajar - Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA




Memuliakan Ilmu #5: Serius Belajar - Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA Serius menjalankan sesuatu ditandai dengan tiga hal: Pertama: Bersemangat dalam menggapai sesuatu yang bermanfaat. Manakala hamba dikaruniai taufik untuk menemukan hal yang bermanfaat, niscaya ia akan bersemangat dalam menjalankannya. Kedua: Memohon bantuan kepada Allah untuk dapat meraihnya. Ketiga: Tidak bersikap malas dalam upaya menggapainya. Tiga hal di atas telah digabungkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bersemangatlah dalam menggapai hal yang bermanfaat untukmu. Mohonlah bantuan kepada Allah dan jangan bersikap malas”. HR. Muslim. Al-Junaid rahimahullah menjelaskan, “Seseorang yang mengejar sesuatu dengan semangat dan kejujuran, pasti akan mendapatkannya. Jika tidak semuanya berhasil ia raih, paling tidak ia akan meraih sebagiannya”. Dalam kitabnya; al-Fawa’id, Ibn al-Qayyim rahimahullah berkata, “Bila bintang kesungguhan telah muncul di gelap gulitanya kemalasan, lalu diiringi dengan rembulan semangat, saat itulah bumi akan disinari cahaya dari Allah”. Di antara hal yang bisa mendongkrak semangat adalah membaca sejarah para ulama. Serta mengenali potret kesungguhan mereka. Saat Ahmad bin Hambal masih kecil, beliau biasa keluar rumah sebelum Subuh. Untuk berangkat menghadiri majelis para ulama. Karena merasa kasihan, ibunya pun memegangi bajunya sembari berkata, “Tunggu hingga adzan berkumandang, atau agak lebih pagi sedikit”. Al-Khathib al-Baghdadiy rahimahullah pernah mengkhatamkan Shahih Bukhari hanya dala m tiga pertemuan. Di hadapan guru beliau; Ismail al-Hîriy. Dua pertemuan, masing-masing dimulai ba’da Maghrib hingga Subuh. Sedangkan pertemuan ketiga dimulai sejak waktu dhuha sampai Maghrib. Lalu dilanjutkan ba’da Maghrib hingga terbit fajar. Abu Muhammad Ibnu at-Tabbân di masa awal menuntut ilmu, biasa belajar semalam suntuk. Hingga ibunya merasa kasihan dan melarangnya membaca di malam hari. Maka beliaupun menyiasati dengan menyembunyikan lampu teplok di bawah ember besar. Lalu mengesankan seakan dia sudah tidur. Bila ibunya telah tidur, beliau mengeluarkan lampunya, lalu belajar kembali. JÙ€adilah orang yang telapak kakinya mantap menapak di bumi, namun semangatnya menjulang tinggi di atas bintang. Jangan sampai engkau seperti seseorang yang tubuhnya muda, namun semangatnya tua. Sungguh semangat orang yang bersungguh-sungguh itu tidak akan pernah menua. Salah satu tokoh genius dunia; Abu al-Wafa Ibnu ‘Aqil, seorang ahli fiqih mazhab Hambali, di usia delapan puluhan tahun, beliau bersenandung, “Semangatku, keteguhanku, karakterku tidaklah menua. Begitupula loyalitasku, agamaku dan kehormatanku. Hanya rambutku yang berubah dari warna aslinya. Rambut yang beruban itu berbeda dengan semangat yang beruban”.

Posting Komentar

Copyright © Video Dawah Islam - Dakwah & Tausiah harian Indonesia . Designed by OddThemes and Seotray